Kamis, 26 November 2009

Beton bertulang

Beton dan Tulangan

Sudah lazim di masyarakat kita sekarang ini menggunakan beton dan besi tulangan yang dinamakan “beton bertulang / reinforced concrete” baik pada gedung bertingkat maupun pada rumah tinggal ataupun bangunan lain. Sebenarnya apakah itu beton? Beton adalah campuran semen, kerikil, pasir dan air. Air digunakan untuk reaksi semen agar bisa menjadi keras. Perbandingan antara bahan-bahan tersebut dapat memberikan kekuatan yang berbeda-beda pula. Besi tulangan (reinforcement) sebenarnya kurang tapat bila disebut sebagai besi, karena yang benar adalah baja tulangan. Baja adalah merupakan campuran logam-logam seperti besi, carbon, mangaan, chromium, nikel, tembaga. Perbandingan bahan-bahan yang digunakan itu juga akan menghasilkan kekuatan yang berbeda-beda.

Struktur Bangunan

Kalau kita melihat gedung bertingkat, mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah alangkah bagusnya gedung bertingkat itu. Tapi kita jarang berpikir bagaimana gedung itu bisa berdiri kokoh dan dapat menopang semua beban berat yang ada. Juga jarang memperhatikan bagaimana gedung itu berfungsi memenuhi kebutuhan orang di dalam gedung seperti listrik, saluran udara, air bersih, saluran air kotor dan sebagainya.

Diperlukan  koordinasi yang baik antar perencana Arsitektur, Struktur dan Mechanical Electrical, Pemilik gedung serta Kontraktor, agar bangunan gedung menjadi indah dan berfungsi optimal . Pada blog ini, penulis akan mencoba memberikan pendekatan dari segi struktur bangunan / kekuatan bangunan

Struktur bangunan gedung dan bangunan lainnya pada umumnya terdiri dari 
  • struktur bawah seperti pondasi (pondasi dangkal : pondasi raft / rakit, batu kali, pondasi telapak, cakar ayam; pondasi dalam : bored pile, driven pile / tiang pancang), pile cap, balok sloof, footing beam, dinding basement) 
  • Struktur atas seperti kolom, balok, pelat lantai, dinding core wall.
Pada intinya suatu struktur bangunan yang baik adalah yang dapat menyampaikan beban-beban yang terjadi / yang menimpa gedung tersebut ke pondasi kemudian ke dalam tanah secara aman dan nyaman serta fungsional. Aman mungkin adalah kewajaran karena gedung harus kuat, tidak ambruk atau tidak gagal dalam menahan beban. Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa harus nyaman? Dapat kita bayangkan apabila suatu pelat lantai yang kita desain bisa jadi kuat, tidak jebol waktu diberikan suatu beban, tetapi apabila plat lantai itu melendut terlalu banyak atau memiliki getaran yang cukup signifikan apabila kita berjalan tentunya akan menjadi tidak nyaman bagi penghuni / pungguna gedung tersebut. Fungsional juga sangat diperlukan, jangan sampai pelat atap / dek yang kita desain kuat tapi tidak dapat mengalirkan air hujan ke saluran pembuangan dan juga terjadi retak beton yang dapat mengakibatkan kebocoran. Penerapan detail yang baik juga sangat mempengaruhi ketahanan bangunan.