Selasa, 05 Januari 2010

Dinding Retak

Dinding rumah retak, kenali penyebab retaknya.

Retak rambut, biasanya hal ini terjadi hanya pada plesteran dan acian dinding. Tidak ada kerusakan struktur yang terjadi, tetapi cukup membuat tidak sedap dipandang mata. Adukan untuk pleasteran yang kurang semen akan banyak menimbulkan retak rambut karena plesteran tidak dapat menahan muai susut bahan. Biasanya perbandingan yang dipakai adalah semen : pasir 1 : 4 sampai 1 : 5. Terlalu banyak penambahan air juga rentan menyebabkan retak. Adukan yang terlalu lama tidak segera diaplikasikan sehingga reaksi semen dan air berlangsung melewati setting time juga bisa menyebabkan keretakan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tersedianya rangka pengaku dinding yang biasa disebut balok dan kolom praktis yang berupa beton bertulang setebal dinding yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga luasan bata dinding di dalamnya tidak lebih dari 12 m2.
Penggunaan "tali air", yaitu adanya plesteran yang lebih tipis pada garis tertentu sehingga membuat bidang-bidang yang lebih kecil akan memperlemah kuat tarik pada daerah itu sehingga memberikan kesempatan plesteran untuk retak pada daerah yang telah ditentukan dan tidak retak secara acak.

Dinding dengan lebar retak lebih dari 2mm yang terletak di lantai dasar yang berhubungan langsung dengan pondasi batu kali yang menerus,  bisa jadi merupakan retak struktural. Penurunan pada pondasi selama tidak lebih dari 0.5 inch - 1 inch dan terjadi secara bersamaan pada semua titik tidak terlalu menjadi permasalahan. Tapi apabila terjadi perbedaan penurunan maka, struktur atas yang didukungnya akan mengalami permasalahan.
Hal ini bisa dihindari dengan membuang terlebih dahulu tanah lunak yang ada sebelum memasang pondasi. Penggunaan balok sloof, yaitu balok beton di atas pondasi batu kali juga akan mengurangi terjadi perbedaan penurunan pondasi. Angkur besi tulangan dipasang untuk menghubungkan pondasi dengan balok sloof.

Retak struktur juga dapat terjadi pada pelat lantai atas. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan penurunan / defleksi antara bagian tepi dan tengah pelat atau balok. Beton seiring waktu akan mengalami creep / rangkak, sehingga akan menambah sekitar 2 sampai 3 kali dari defleksi semula / elastis akibat beban mati (beban yang secara terus menerus berada di atas struktur). Penambahan beban juga dapat mengakibatkan perbedaan defleksi yang menambah besar kemungkinan retak dinding. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar